Subscribe:
BERANDA        

Sabtu, 08 September 2012

Apa yang Perlu Diperbaiki dari Atmosfer Entrepreneurship di Universitas

"Startup team bulding" this photo was taken in the middle of the night, they rent a room next to university and commited to work together everyday after class until drop in the morning. To learn from each other, to build trust, to know their limits, to build chemistry. All of them are 5th semesters students.

Blog post ini berasal dari beberapa tweet saya yang terkait young entrepreneurship, juga terkait pengalaman saya bertemu banyak entrepreneur muda di berbagai universitas di Jakarta.
Tentu saja saya tidak menganjurkan mahasiswa untuk keluar kuliah karena keluarganya pasti marah, di sisi lain sebenarnya keluarga juga merupakan  co founder dari apapun bisnismu. Ijazah kuliah juga merupakan safety net bagi entrepreneur yang gagal berbisnis.
Apabila rekan-rekan punya pendapat atau kisah terkait, mohon di share di kolom komentar di bawah artikel ini.

Tidak cukup mengajarkan dan mendorong mahasiswa untuk menjadi expert di bidang yang ia cintai.
Padahal menjadi expert di bidang yang disukai adalah basic penting dari entrepreneurship.
Karena jika seseorang mencintai bidang tersebut, maka ia akan bekerja siang malam untuk menjalankannya. Mayoritas waktu dari hidupnya akan digunakan untuk mengejar impiannya.
Karena banyak waktunya digunakan di bidang tersebut, akan secara natural untuknya ter-connect dengan para expert lain bidang tersebut dan melihat masalah di situ.
Bukankah impian setiap entrepreneur untuk memecahkan masalah di bidang yang ia cintai ?
Every business has problems. To build a business u need to learn how to love the process of solving them.
@Salsabeela : Tweet. Update, pin something that you love. Show the world you have passion in specific things.
Tidak diberikan praktek membangun network di bidang yang dicintai, tidak ada mata kuliah  “build network in the industry you love”
Ada tidak mata kuliah “build network di industry atau bidang yang kalian sukai ?” padahal ini another basic entrepreneurship.
Your network is better than your homework.
Kalau saja ada tugas kuliah yang harus membangun network, mahasiswa pasti jadi mikir real value dari dirinya apa ya ?
Karena network dibangun dari pertukaran value. Value ini bisa berupa skill, channel / network, knowledge dll.
Real value yang dimiliki mahasiswa bukan di indeks prestasi. Tetapi yang utama di knowledge. Buka pergaulanmu seluas luasnya jangan hanya di kampus.
3 jenis capital : 1. Brain (knowledge capital), 2. Network (social capital), 3. Money (financial capital).
Jika kamu pny knowledge capital, kamu akan bisa ngobrol dengan circle industry yang tepat yang pada saatnya akan membuatmu kenal para investor. Urutannya kayak gitu.
RT @DaveMcClure : Business school charge $100K & make you read case studies. @500startups gives u $100K and says BUILD a case study. *) 500startups adalah incubator/investor di bidang technology di US. Artikel terkait seperti diceritakan @Htanata ada di sini

Tidak cukup mengajarkan mahasiswa untuk melakukan kesalahan di bidang atau industry yang mereka cintai.
Banyak kurikulum pendidikan entrepreneurship di kampus perlu diubah dari “learning focused mode” menjadi “doing focused mode”
Orang yang berhasil, mungkin semuanya telah mengalami kegagalan2 kecil.
Make sure u try something and do small mistakes.
Better to be young and stupid than old and regretful
“Experienced” di build dari kesalahan-kesalahan yang kamu buat dan bagaimana kamu mengatasi situasi tersebut.
Good judgement comes from experience, but experience comes from bad judgement.
Penelitian dari Ron Conway di artikel ini, menunjukkan entrepreneur muda (di bawah usia 25) dan berpengalaman (repeat founders) lebih sukses.
Tak ada cara lain untuk mendapatkan pengalaman selain melakukan kesalahan-kesalahan kecil.

sumber : startupbisnis.com

0 komentar:

Posting Komentar