Subscribe:
BERANDA        

Jumat, 07 September 2012

Bagaimana Supaya Tidak Takut Memulai Bisnis

Setiap orang memiliki motivasi dan cerita yang berbeda-beda apabila mereka ditanya kenapa berani memulai bisnis, beberapa menjawab “I just do it, I don’t think” seolah-olah mereka menjadi entrepreneur tanpa berpikir, yang lainnya menjawab bahwa mereka menjadi entrepreneur sejak mencapai kesepakatan dengan investor, yang lainnya menjawab “saya kan bisa menarik klien-klien lama dari perusahaan saya.”
Berikut ini adalah pendapat saya tentang bagaimana mengatasi ketakutan Anda untuk memulai bisnis.
1. Pahami bahwa Anda tidak harus menggunakan uang sendiri untuk memulai bisnis.
Ini sangat penting bagi Anda, untuk mengetahui bahwa di dunia ini ternyata ada orang yang kelebihan dana dan senantiasa mencari orang yang memiliki ide untuk diinvest. Terkadang investor ini memiliki ide bisnis namun tidak ada yang menjalankannya sehingga senantisa mencari entrepreneur yang tepat untuk menjalankannya , biasanya mereka menempatkan dananya kepada suatu fund management (mis. VC) yang dikelola oleh partner yang berpengalaman di bidangnya dan bisa membantu mewujudkan impian Anda.
2. Pahami kriteria bisnis yang mau diinvest oleh investor 
Seorang entrepreneur yang cerdas biasanya tahu hal ini, bahwa lebih baik ia bertanya kepada beberapa investor “bisnis seperti apa yang biasa Anda biayai?” lalu ia menyusun langkah demi langkah untuk menciptakan bisnis sesuai informasi yang ia dapatkan. Contohnya, venture capital di bidang internet yang banyak masuk sekarang seperti East Venture, Project Eden, Batavia Incubator, Ideosource, Cyber Agent Venture kebanyakan mengatakan Indonesia berpotensi besar di ecommerce, game, mobile app dan content business, tetapi tentu tidak terbatas pada ide tersebut. Jika Anda saat ini tidak tahu harus bertanya ke mana, cobalah bergabung dengan komunitas pengusaha, biasanya mereka dapat memberikan informasi yang cukup akurat terkait contact person VC. Melalui website StartupBisnis.com secara bertahap akan kami sampaikan bisnis dengan kriteria apa yang biasa difunding oleh Venture Capital baik internet maupun non internet.
Tidak semua jenis bisnis membutuhkan investor – Ilham Rizqi Sasmita – Voucha.com
3. Jika status Anda saat ini karyawan, bekerjalah dengan sangat keras
Kok gitu? Seandainya Anda adalah seorang karyawan di sebuah online media yang membahas fashion dan Anda memang sangat passionate dengan fashion, cobalah bekerja amat sangat keras, sampai suatu titik Anda pasti merasa ada yang salah karena Anda merasa passion Anda dimanfaatkan oleh bos Anda, karena Anda bekerja lebih keras tetapi gaji yang Anda dapat hanya segitu saja, tentu karena Anda tidak punya saham di tempat Anda bekerja. Lalu bagaimana mengatasinya? Buatlah blog fashion sendiri, jadilah entrepreneur, temukan keunikan dan diferensiasi dari diri Anda sendiri. Emosi Anda karena merasa passion Anda dimanfaatkan oleh bos akan membantu mengatasi ketakutan memulai bisnis sendiri, rekan saya, Agung Setiawan mengatakan bahwa yang mendorongnya menjadi entrepreneur adalah “freedom, kebebasan untuk berkarya dan penghasilan lebih besar bila sukses”.
4. Pasanglah target kapan menjadi entrepreneur
Jika Anda sekarang bekerja dan ingin menjadi entrepreneur, pasanglah target kapan Anda harus mulai menjadi entrepreneur dan gunakan sisa waktu yang Anda untuk mencoba pelan-pelan berjalan ke arah sana, anda bisa menjadi amphibi selama bisnis model Anda belum menghasilkan. Misalnya Anda memutuskan terjun di kuliner, pergilah ke luar kantor di saat senggang, bertemulah dengan orang-orang yang sudah lebih dulu terjun di dunia kuliner, bergaul, networking dengan mereka, tanya strategi apa yang berjalan dan juga tidak berjalan di usaha kuliner.
5. Pelajarilah pattern yang ada di industri yang Anda sukai
Jika Anda memilih bidang kuliner, lihatlah ide dan strategi kuliner apa yang berjalan di luar negeri tetapi di Indonesia belum ada yang melakukannya, pelajari pattern dari industri kuliner, ikutilah trend yang ada, dengan melakukannya pelan pelan Anda akan melihat adanya potensi profit dari industri tersebut dan akan sangat membantu Anda mempersiapkan diri Anda untuk menjadi entrepreneur.
6. Bangun Audience dulu, baru bangun bisnis
Dunia bisnis di era sekarang sangat terpengaruh oleh internet dan social media, kalau kita bicara tentang internet, pasti membicarakan website, blog, konten. Tidak ada salahnya jika Anda membangun audience dulu melalui konten sebelum memulai bisnis. Btw sebenarnya, apakah “audience” itu ? Untuk pengusaha kuliner, audience adalah orang-orang yang melewati restorannya setiap hari, jika ia cukup mahir di social media, audiencenya adalah orang-orang yang memfollow twitternya karena ia memberikan konten yang menarik dan diskon atau engagement lain yang menarik. Untuk entrepreneur di bidang fashion, audience adalah orang-orang yang membaca tips fashion di blognya. Seberapa besar risiko membangun audience? Nol. So just do it.
7. Milikilah kekuatan di satu vertikal niche
Terkait dengan tulisan di point sebelumnya, salah satu syarat dari “membangun audience” adalah harus menjadi expert di bidang tersebut. Saat ini adalah era expertise, seorang entrepreneur media di USA, Jason Calacanis bahkan mengatakan “Stupid people shouldn’t blog”.  Saya pernah bertemu dengan Li Song Bo, partner dari DFJ Ventures, salah satu Venture Capital terbesar di China yang berpengalaman 25 tahun di dunia investasi dan banyak bekerja sama dengan entrepreneur muda, mengatakan bahwa “kriteria founder yang diinvest adalah memiliki kredibilitas di vertical nichenya, diharapkan minimal 10 tahun”. Kalimatnya cukup mengejutkan saya karena dunia investment Indonesia belum selama itu, tetapi tentu saja pesan yang paling penting adalah jika Anda mencintai satu bidang entah itu kuliner, fashion, sport dan ingin suatu saat berbisnis di bidang tersebut, jadilah expert di bidang tersebut, tentu Anda bisa melakukannya tanpa harus keluar dari pekerjaan tetap Anda sekarang.
8. Milikilah lingkungan yang benar dan saling membangun
Lingkungan yang benar, lingkungan yang membangun, berbagi informasi peluang usaha, informasi strategi marketing, amat sangat penting. Jangan biarkan Anda sering berada di lingkungan yang memiliki pendapat “usaha di bidang itu pasti gagal”, entrepreneur cerdas slalu menganalisa sebab kegagalan dan keberhasilan dari sebuah bisnis dan tidak menghakimi tanpa melakukan riset yang cukup. Dengan berada di lingkungan yang benar, pelan-pelan sebenarnya Anda juga membangun infrastruktur yang akan menopang bisnis Anda ke depannya, misalnya teman-teman yang akan secara gratis mempromosikan bisnis Anda.
9. Siapkanlah network atau channel yang Anda butuhkan sebelum menjadi entrepreneur
Salah satu teman baik saya, namanya William Henley mengatakan hal sebagai berikut (notes : pendapatnya nampaknya lebih cocok untuk entrepreneur B2B walaupun juga dapat berlaku secara umum)
Sebelum menjadi entrepreneur, kamu harus punya klien dulu, dan klien ini biasanya adalah orang-orang yang sudah kita serve sewaktu kita bekerja di corporate dan mereka puas dengan pelayanan kita, sehingga mereka akan tetap memberikan bisnisnya kepada kita walaupun status kita sudah berubah dari karyawan menjadi entrepreneur”
10. Lakukanlah sesuatu SEKARANG dan pelan-pelan membangun visi
Tidak sedikit entrepreneur memulai dengan mengutamakan visi ketimbang profit, Facebook dimulai dengan kekecawaan Mark Zuckerberg terhadap seorang perempuan, sedikit demi sedikit merubah visinya menjadi student directory, kemudian menjadi semakin besar menjadi “A social utility that connects people with friends and others who work, study and live around them”. Ebay dimulai ketika tunangan dari Pierre Omidyar ingin menjual kotak permen (di USA dianggap sebagai collectible), sedikit demi sedikit Ia menyadari bahwa website bisa digunakan bukan cuma untuk jual beli kotak permen.
11. Validasi passion Anda, do something, makes small mistakes
Anda selalu mendengar bahwa seorang entrepreneur di drive oleh passion, ok, benar, karena Anda harus melakukannya dalam jangka panjang, sekarang bagaimana supaya Anda yakin bahwa itu passion Anda? Jalankan saja dengan biaya yang sangat minimum, di situ Anda akan belajar apa yang bisa jalan dan apa yang tidak, apakah benar Anda menyukai bidang itu atau tidak. Biasanya orang gagal di percobaan pertama, tentu hal yang bagus jika Anda melakukannya dengan biaya murah.

sumber : startupbisnis.com

0 komentar:

Posting Komentar